Potensi Cuaca Ekstrem, BMKG Mengimbau Kewaspadaan, Terutama Terhadap Potensi Banjir Rob di 14 Wilayah di Indonesia
(Oleh Miftah Aulia dan Napita Safitri)
Jakarta, 22 Juni 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir rob di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Imbauan ini menyusul adanya fenomena astronomis berupa fase bulan purnama dan supermoon yang menyebabkan peningkatan tinggi muka air laut secara signifikan. BMKG mencatat, sebanyak 14 wilayah pesisir berpotensi terdampak banjir rob, di antaranya pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Barat, Tengah, dan Selatan, serta wilayah pesisir Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Dalam keterangannya, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa fenomena pasang maksimum yang terjadi akibat perigee bulan (jarak terdekat bulan ke bumi) dapat memperparah dampak pasang surut, terutama di kawasan yang memiliki topografi rendah. “Fenomena ini bersifat periodik, namun dampaknya dapat cukup signifikan jika bersamaan dengan cuaca buruk atau gelombang tinggi. Oleh karena itu, masyarakat pesisir perlu mengantisipasi potensi banjir rob, terutama dalam beberapa hari ke depan,” ujar Eko (dikutip dari Media Indonesia, 14 Juni 2025).
BMKG juga menyebut bahwa selain faktor astronomis, adanya gangguan atmosfer seperti bibit siklon dan sirkulasi monsun di Samudra Hindia turut memicu peningkatan curah hujan dan gelombang tinggi, sehingga memperbesar risiko bencana hidrometeorologi. Di Kalimantan Timur misalnya, tinggi pasang laut tercatat mencapai 2,8 meter, menyebabkan air laut meluap hingga ke permukiman warga pesisir Balikpapan.
Pakar hidrologi dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Rini Haryanti, juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan warga dalam menghadapi cuaca ekstrem. “Banjir rob bukan sekadar limpasan air laut, tapi juga dapat merusak infrastruktur, mengganggu transportasi, hingga menyebabkan penyakit akibat genangan yang bercampur limbah. Pemda dan warga harus aktif memantau informasi dari BMKG dan menyiapkan langkah mitigasi,” ungkapnya dalam wawancara dengan Kompas, Sabtu (15/6).
Sebagai bentuk antisipasi, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di daerah yang rawan genangan, serta terus memperbarui informasi melalui aplikasi Info BMKG dan kanal resmi lainnya. Pelaku kegiatan pelayaran dan perikanan laut juga diminta menunda keberangkatan jika terdapat peringatan dini gelombang tinggi. BMKG menegaskan bahwa potensi banjir rob dapat terjadi hingga akhir Juni 2025 dan meminta seluruh pihak untuk tetap siaga dan menjaga keselamatan diri serta lingkungan.
Dengan meningkatnya frekuensi kejadian cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global, kesadaran masyarakat dalam memahami risiko dan beradaptasi menjadi hal yang semakin mendesak. Pemerintah daerah diharapkan bersinergi dengan BMKG dan lembaga terkait untuk menyosialisasikan potensi bahaya serta memperkuat sistem peringatan dini di tingkat lokal.
Comments
Post a Comment